Selasa, 31 Desember 2013

One Day Trip : Pulau Untung Jawa, Pulau Kelor & Pulau Onrust (Kepulauan Seribu)

Minggu (01/12/2013), aku melakukan perjalanan ke Kepulauan Seribu. Perjalanan dimulai dengan naik angkot dari kos menuju Terminal Kalideres. Duduk di dekat pintu angkot membuat hawa dingin menyapa kulitku. Udara pagi itu sejuk dan segar, walaupun cuaca agak mendung. Dari Terminal Kalideres, aku naik busway menuju Halte Rawa Buaya kemudian dilanjutkan naik omprengan (Carry plat hitam) menuju meeting point yaitu Pelabuhan Muara Kamal, Jakarta Barat.

Pelabuhan Muara Kamal merupakan sebuah pelabuhan kecil sekaligus Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Carry yang mengantarku tidak bisa mendekati dermaga, aku terpaksa turun dan berjalan kaki menyusuri pelabuhan. Ini pertama kalinya aku mengunjungi Pelabuhan Muara Kamal, kesan pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah kumuh, jauh dari bayanganku tentang sebuah pelabuhan. Maklum, sebelumnya aku 1,5 tahun bekerja di area pelabuhan di Semarang dan tidak sekumuh ini.

Jalan selebar 3 meter itu ramai oleh hiruk-pikuk aktivitas jual beli ikan dan hasil laut tangkapan nelayan. Ribuan nyawa ikan digelar untuk menyambung nyawa ribuan manusia. Para pedagang menjajakan dagangannya di kiri-kanan jalan, membuat jalan menjadi sempit untuk dilewati. Genangan air rob terlihat di sepanjang jalan, becek, membuat sandal jepitku langsung kotor terkena lumpur padahal aku baru melangkahkan kaki beberapa meter saja. Ribuan sampah juga tidak kalah ramai menyemarakkan pelabuhan pagi itu.

Jam 09.00 WIB semua peserta trip akhirnya berkumpul. Kami berangkat menuju Kepulauan Seribu menggunakan sebuah perahu motor kecil kapasitas 20 orang.

Pulau Untung Jawa
Perjalanan ke pulau ini ditempuh dalam waktu +/- 30 menit pelabuhan. Begitu tiba di pulau ini, kita akan disambut oleh hamparan pasir putih yang cukup luas. Pagi itu Pantai Untung Jawa ramai oleh pengunjung, ternyata pulau ini sudah dikomersilkan, dapat dilihat dari banyaknya pedagang yang menjajakan makanan, minuman, pakaian, cinderamata, dan paket snorkeling, flying fish ataupun banana boat. Pulau ini merupakan pulau berpenghuni, terdapat sebuah perkampungan penduduk tidak jauh dari pantai, rumah-rumah penduduk disulap menjadi homestay untuk para wisatawan.

Jujur saja, banyak peserta trip yang kecewa dengan suasana di pantai ini. Terlalu padat pengunjung dan warna air laut yang biru tosca keruh membuat banyak peserta trip membatalkan niat untuk snorkeling. Aku yang yahh, lumayan kecewa memutuskan untuk bermain banana boat. Bagaimanapun juga yang namanya liburan harus dibawa enjoy dan fun.


Permainan banana boat lumayan seru, apalagi kalau duduk di bagian belakang, bakal terasa banget goyangannya ketika perahu karet itu ditarik kencang oleh perahu motor berkecepatan tinggi. Satu perahu diisi oleh 5 orang penumpang. Perahu sempat dibalik sebanyak 3 kali yang mengakibatkan kita harus jatuh dari perahu dan terombang-ambing di tengah lautan, seru !