Jumat, 30 Desember 2011

makan SUSHI murah di ROBUCHON

Yup! Sushi! Makanan yang berasal dari negara matahari terbit ini, yang berupa nasi plus lauk yang dibentuk biasanya digulung, aku baru dua kali ini memakannya (ndeso!). Dan sepertinya aku jatuh cinta pada makanan ini. Dulu ketika aku makan di sebuah rumah makan sushi di Jogja, aku merasa rasanya biasa aja, dan yang paling fatal, tidak kenyang! Satu porsi berisi 4 butir sushi bisa dihargai minimal Rp. 20.000,-

Kebetulan hari Jumat kemarin, aku dan teman-teman meluncur menuju Paragon Mall. Ceritanya, kita mau menonton film di bioskop, tetapi kehabisan tiket, jadilah kita nongkrong di Foodcourt Paragon Mall dengan masih memakai kostum kuli.
Foodcourt di Paragon Mall menerapkan sebuah sistem yang unik menurutku. Berbeda dari foodcourt di Mall di Jogja yang menerapkan sistem dimana pengunjung menuju ke counter makanan yang diinginkan, memesan makakan, meembayar, lalu mendapatkan nomor meja dan nantinya makanan akan diantarkan ke meja si pengunjung. Kalau di Paragon Mall, ketika akan memasuki pintu masuk foodcourt, pengunjung diberikan sebuah electric card, yang kalau hilang harus mengganti rugi sebesar Rp. 200.000,- jadi agak deg-deg-an juga, ga mau rugi kalau ngilangin kartu. Jadi kalau pengunjung memesan makanan di counter makanan, si pelayan tinggal menggesek electric card yang pengunjung bawa, dan data makanan apa saja serta berapa harga makanan yang pengunjung beli sudah tercetak di memori kartu tersebut. Ketika si pengunjung akan keluar foodcourt, sudah terlihat mbak-mbak yang nongkrong di kasir-kasir. Pengunjung tinggal menyerahkan si kartu, mbaknya menggesek, dan olalala.. mbak-mbak kasir sudah tahu berapa duit yang harus pengunjung bayarkan.

Electric card


Rabu, 21 Desember 2011

Berubah


"TOKO HATI KALBU"
Lihat film ini dari profil seorang teman di FB (mungkin yang punya facebook bakal ketawa kalau lihat postingan ini), ceritanya lagi facebookwalking ;p , yang ternyata film ini merupakan salah satu dari 8 film terbaik LA Lights Indiemovie 2011.

"Kalau ga ada perubahan, mereka juga ga bakal berubah, kita juga ga bisa ngarepin mereka berubah.
Kitanya yang harus berubah, baru ngarepin mereka berubah"

Kata-kata itu diucapkan si cowok pas si cewek sudah hampir putus asa dan menyerah, nice :)
Love it, ya!

Minggu, 18 Desember 2011

Ice Cream Tentrem Solo

Minggu lalu, aku melancong ke kota Solo. Sebenarnya salah satu kuliner yang sangat ingin aku kunjungi adalah es krim Tentrem yang berlokasi di Jl. Jenderal Urip Sumoharjo. The oldest and finest traditional ice cream company in Solo, central Java, established since 1952. Berhubung cuaca sedang tidak bersahabat, gerimis mengguyur dan tidak membawa peta Solo, alhasil aku terdampar di Solo Grand Mall. Entah beruntung atau kebetulan, ketika makan di foodcourt itu mall, ternyata di sana ada outlet es krim Tentrem. Wow.


Goodbye the kitchen where full of music..


Sudah 3 minggu aku berada di dapur yang selalu full of music everyday. Bukan karena kita hobi nyetel musik, tetapi karena penghuninya memang pada hobi nyanyi, ahahaha, setiap hari memasak sambil bernyanyi bersama, it's really fun! Dapur menjadi serasa ruang karaoke. Berbagai olahan berbahan dasar tepung terigu sudah aku dan teman-teman pelajari bersama, dari plain bread, sweet bread, bakpao, donat, wafer, cookies, mie, pastry, pizza, burger bun, dll.

Setiap pagi membawa bahan-bahan roti keluar dari lemari, menimbang bahan-bahan, membuat adonan, memanggang adonan.. dan adegan yang paling aku tunggu-tunggu, mengambil keluar roti-roti yang sudah matang keluar dari oven. Hmm.. the aroma of bread always makes me feell.. something!

Hari-hari di dapur sudah berlalu, dan selanjutnya mulai besok aku dan teman-teman akan menuju the real mill factory, mill department! Huh ya, hahaha, let's enjoy it guys! Let's ROCK the day!

Kamis, 15 Desember 2011

I just believe in karma..



Jalan itu selalu aku lewati setiap pagi. Jalan kecil dari kos menuju jalan raya tempat aku menunggu mobil jemputan dari kantor, jalan yang lumayan panjang untuk ukuran berjalan kaki, mungkin membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit untuk menyelesaikan ujung dari jalan itu.
Hari ini di jalan itu, aku bertemu dengan seorang nenek. Mungkin usianya sudah di atas 60 tahun, atau mungkin sebenarnya lebih muda dari usia itu namun karena kehidupannya yang mungkin kurang beruntung membuat dirinya terlihat begitu tua. Nenek itu terlihat kira-kira 15 meter di hadapanku, kita sama-sama berjalan dari arah yang berlawanan, saling mendekaat. Nenek itu berpakaian kebaya model lama, yang biasa dipakai nenek-nenek di pasar, bajunya sangat lusuh. Nenek itu memikul sebuah kain gendong yang cukup besar di punggungnya, terlihat berat, sampai-sampai nenek itu hampir berjalan sambil membungkuk, kasihan tulang belakangnya yang sudah rapuh. Di tangan kiri dan kanannya membawa 2 buah tas kresek hitam, berukuran cukup besar.

Selasa, 06 Desember 2011

Flipped


Film ini diadaptasi dari novel "Flipped" karya Wendelin Van Draanen.

Sejak hari pertama kedatangan Bryce Loski yang pindah rumah ke depan rumahnya, Julianna (Juli) Baker langsung jatuh hati pada pria kecil itu. Juli selalu membuntuti Bryce kemanapun dan Juli sangat suka mengendus bau rambut Bryce yang katanya mirip buah semangka. Tetapi, bagi Bryce, Juli adalah seorang penganggu dan penguntit. Bryce sangat terganggu akan kehadiran Juli di sektitar dirinya.
Sampai pada akhirnya cerita berlatar pada saat mereka berdua kelas 1 SMP.

Minggu, 04 Desember 2011

I'm not pretty!

 
Ada yang bilang kalau perbandingan pria dan wanita jaman sekarang ini sudah mencapai 1:3, bahkan ada yang bilang 1:5. Ketika proposi pria dan wanita sudah tidak seimbang, lalu bagaimana? Apakah pria akan mengadopsi yang namanya "poligami"? Apakah para wanita akan ikhlas kalau suami mereka ber-poligami?

Hei, para ladies, saat ini kita sedang berjuang, bertempur untuk dipilih oleh pria yang jumlahnya semakin minim itu. Ibaratnya, kalau memang benar perbandingan pria:wanita saat ini sudah mencapai 1:5, maka rival kita ada 4 wanita lain.

Jumat, 02 Desember 2011

Coklat Monggo

Siapa yang tidak suka coklat? Tentunya saja para ladies di semesta ini menyukai food yang satu ini. Taste-nya yang manis, dan lumer di mulut.. Hm, perfecto !

Bagaimana dengan Kotagede? Apa yang kalian ketahui tentang kota yang ngakunya "gede" ini? Selain makam raja-raja Mataram, bangunan-bangunan bersejarahnya yang eksotis dan bersahaja, tempat berjayanya para pengrajin perak?
 
Eh, apa korelasi antara coklat dan Kotagede? Yak, salah satu coklat terbaik di negeri Indonesia ini diproduksi di Kotagede. COKLAT MONGGO namanya. Coklat Monggo diolah dari biji kakao pilihan dari perkebunan di Jawa, Sumatera dan Sulawesi, oleh ahli coklat Belgia. Dibungkus dengan menggunakan kertas daur ulang dengan design yang elegan. Soal rasa, Coklat Monggo ini tidak kalah dengan coklat-coklat merek luar negeri yang berada di pasaran.

Kalau mengunjungi tempat coklat ini di produksi, kita bisa melihat proses produksinya secara langsung melalui kaca tansparant. Banyak wisatawan asing yang sudah mengunjungi Coklat Monggo ini. Bule aja sampai kesana.. Bagaimana dengan kalian? Tentunya Coklat Monggo ini recomended bukan? Selain dijual di rumah produksinya, coklat ini juga dijual di beberapa tempat, seperti: Mirota kampus dan Circle-K. Walaupun bisa mendapatkan coklat ini di tempat-tempat tersebut, tidak ada salahnya jika kalian juga mengunjungi rumah produksinya. Mari Visit Kotagede. Jangan kalah sama bule-bule.