Mungkin aku telat menulis cerita ini. Satu minggu sebelum tahun baru, teman kuliah tiba-tiba sms mengajak saya untuk malam tahun baruan di gunung Bromo. Wow, Bromo! salah satu tempat yang sangat ingin aku kunjungi. Perjalanan ini dimulai dengan sebuah pertengkaran antara aku dengan seorang teman. Yak, awal perjalanannya yang tidak begitu bagus.
Aku, Ardi dan Bara berjanji untuk kumpul di depan Java Mall Semarang jam 3 pagi, berhubung alarm yang aku pasang tidak ngefek, akhirnya aku dibangunkan oleh telepon dari Bara, dan dengan prepare seadanya, sampai aku lari-lari menuju Java Mall dan kaos kaki kesayangannku sampai terjatuh di dekat pasar Peterongan dan raib.
Kami berangkat menuju Jogja untuk menjemput Shinta, Titis, Dadang dan Dhina. Perjalanan dimulai dari Jogja jam 9.00 pagi, dan karena berbagai kendala, akhirnya kita sampai dekat Bromo jam 3.00 pagi juga, 24 jam boooo.. naik mobil. Oh iya, dalam pikiranku selama perjalanan, aku sudah membayangkan berada di puncak gunung Bromo jam 00.00 dan menyalakan kembang api di sana. Tetapi rupanya ada sedikit kesalahpahamam, rencana teman-teman ternyata bukan menuju puncak gunung gunung Bromo, tetapi tujuan kami adalah Penanjakan, sebuah bukit dimana para wisatawan bisa melihat gunung Bromo secara utuh dari jauh. Kecewa.
Sampai di Probolinggo, dimana semua wisatawan yang ingin menuju Bromo berkumpul, tukang ojek menjajakan ojeknya, dan penyedia mobil jeep yang menyewakan mobilnya. Tarif per-jeep adalah Rp. 700.000,- harga itu didapatkan setelah tawar-menawar yang cukup sengit. Jauh sekali dari harga mobil jeep yang aku baca dari blog salah seorang temanku. Efek tahun baruan kali ya, jadi harga melambung tinggi, setinggi puncak gunung Bromo. Harga itu termasuk kami diantar ke 3 area wisata, Penanjakan, Puncak gunung Bromo, dan Pasir Berbisik. Yah, sudah sampai sana jauh-juh, rugi kan kalau gunung Bromo nya cuma di lihat, harus dinaikin laah :D
Kami sampai Penanjakan jam 4.30 pagi dan kemudian mendaki Penanjakan, yang ditempuh dengan jalan kaki kira-kira 30 menit, niatnya ingin melihat pemandangan sunrise dan gunung Bromo. Kaya yang di kalender-kelender itu. Tetapi malang, cuaca yang mendung menghalangi kami untuk melihat sunrise yang seharusnya sangat cantik.
Turun dari Penanjakan pukul 06.30 dan langsung menuju kaki gunung Bromo. Ketika ingin mendaki gunung Bromo, ternyata teman-teman tidak berniat untuk mendaki, dan salah seorang teman yang mengejar pesawat jam 19.30 di kota Semarang, waktu tentu tidak akan cukup jika kami memaksakan untuk mendaki gunung Bromo. Dari tempat mobil jeep berhenti sampai anak tangga yang merupakan tangga menuju puncak gunung Bromo berjarak kurang lebih 2 km, dan pendakiannya sekitar 30 menit. Naik-turun gunung kurang lebih membutuhkan waktu 3 jam, belum lagi menikmati pemandangan dan foto-foto. Tentu saja kita tidak punya waktu. Walaupun disana banyak orang yang menyewakan kudanya untuk mencapai anak tangga, sangat ingin naik kuda.
Gunung Bromo ada di depan mata ! Tetapi tidak bisa menyentuhnya, mendakinya, mengabadikan pemandangan puncak Bromo dengan kamera. Sedih. Ngerti ga sih rasanya? Iri rasanya hanya bisa melihat ratusan wisatawan yang mendaki anak tangga demi anak tangga menuju puncak Bromo. Tetapi aku harus menyembunyikan kekecewaan itu. Dan sebenarnya muncul niat dalam hati untuk ingin tetap mendaki, dan aku akan pulang ke Jogja sendiri. Tetapi bukankah yang paling berharga dari sebuah perjalanan itu adalah kebersamaan?
Akhirnya kita berfoto-foto di sebuah pura dari suku Tengger, sebenarnya ehm, bukan di pura nya, tetapi dari jauh dengan latar belakang pura. Sedih. Lagi-lagi masalah waktu. Menyentuh pura nya saja tidak sempat.
Kami hanya bisa berfoto-foto dengan latar belakang gunung Bromo, pura Luhur Poten, dan gunung Batok. Alhamdulillah.. sudah hampir bromo.
Perjalanan selanjutnya menuju Pasir Berbisik, yang katanya disana ada beberapa bebatuan raksasa yang berbentuk mirip binatang. Dan benar saja, kalau daya imanjinasi kita tinggi, batu-batu di sana mirip dengan bentuk singa, ikan paus, kelinci, anak anjing, dll.
Dan akhirnya jam 9.00 pagi kita berangkat menuju kota Semarang denga persaan deg-degan karena takut teman kami tertinggal pesawat. Walaupun sedikit kecewa karena cita-cita aku mendaki sampai puncak gunung Bromo belum kesampaian, tetapi aku senang sudah melakukan perjalanan jauh bersama kalian, bertemu kawan lama, dan bernostalgia di malam tahun baru bersama. Terimakasih sudah di undang ke dalam'Bromo Nekat Tour" nice trip. Bara, Ardi, Shinta, Titis, Dadang dan Dhina, teman seperjalanan.. thx guys!
Sampai sekarang kalau saya ditanya, sudah pernah ke Bromo? saya menjawab "belum" karena dalam pikiranku, aku memang belum ke Bromo, tetapi hampir Bromo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar