"Mbak Riska, ikut rafting di Sungai Citarik yuk minggu depan, suka rafting ga?", semua bermula dari ajakan seorang teman kantor pagi itu.
Sabtu (07/12/2013), aku dan teman-teman kantor berangkat menuju Sungai Citarik di Sukabumi dengan niatan berpetualang dan memicu adrenalin dalam tubuh. Sungai Citarik sudah sangat popular dengan wisata arung jeramnya, kabarnya sungai tersebut memiliki debit air yang banyak, dengan jumlah jeram dan batu-batuan sungai yang juga cukup banyak. Let's see guys, here we go..
Perjalanan dari kota Tangerang ke Sukabumi kami tempuh dalam waktu +/- 4 jam menggunakan mobil. Kondisi jalan hari itu cukup ramai dan hujan deras mengguyur bumi sepanjang perjalanan. Kami tiba di Sungai Citarik siang hari menjelang makan siang, cuaca masih mendung dan hujan rintik-rintik. Begitu turun dari mobil kita langsung cuss ganti pakaian siap nyemplung ke air dan tekad siap masuk angin, dingin-dingin tetap semangat guys!
Kalau aku sih, lebih suka rafting pas cuaca mendung begini, apalagi kalau habis hujan, pasti arus air sungai lebih deras dan lebih seru alias menantang. Point plus-nya badan kita ga bakal gosong karena terik matahari dan hemat sunblock, point minus-nya ya siap-siap saja sekarung tissue untuk menampung ingus, hehe.
Kami menggunakan jasa "Arus Liar", sebuah operator penyedia layanan arung jeram yang sudah cukup terpercaya pelayanannya.
Setelah berganti pakaian, kami berjalan kaki menuju sebuah pendopo untuk mengambil peralatan tempur berupa pelampung, dayung dan helm penutup kepala. Setelah itu, dengan menggunakan truck terbuka, kami diantar ke sungai lokasi starting point arung jeram. Kalau boleh jujur ya, perjalanan menuju sungai pakai pick up ini lebih seru dibandingkan arung jeramnya. Sopirnya gila banget, tarikannya anjrit, dengan rute jalan yang berbelak-belok penuh tanjakan dan turunan, semua orang sampai teriak-teriak histeris dan harus pegangan tangan yang kuat ke pinggiran pick up gegara badan kelempar sana-sini. Badan sampai sakit semua. Mantab.
Begitu tiba di pinggiran sungai, kita langsung disuruh naik ke atas perahu karet. Satu perahu diisi oleh 5 orang sudah termasuk 1 orang pemandu. Perahu yang jadi jatahku dipandu oleh mas-mas muda yang katanya belum lama bekerja sebagai pemandu wisata arung jeram. Jadi was-was pas lihat derasnya arus sungai.
Sungai Citarik memiliki jeram yang lebih banyak dibandingkan arus yang tenang, di setiap jeram pasti dihiasi oleh bebatuan besar yang sudah siap pasang gaya buat ditabrak perahu, hehe. Perahu kami sempat beberapa kali tersangkut di atas batu. Perahu hampir terbalik? Sering. Namun pemandunya cukup ahli, ketika perahu mau terbalik ke kanan, semua penumpang langsung dikomando untuk pindah ke sisi kiri perahu agar seimbang. Lucunya, setiap jeram memiliki nama. Jadi, setelah kita melewati jeram yang cukup deras, pemandu akan menjelaskan nama jeram dan sejarah penamaannya.
Durasi wisata arum jeram ini +/- 2 jam. Overall, rafting di Sungai Citarik ini cukup oke sebagai salah satu alternatif wisata. Sungainya memiliki rute yang layak diacungi jempol. Tetapi dari segi pelayanan kurang banyak aksi. Sepertinya safety first menjadi tujuan utama para pemandu karena banyaknya jeram, sehingga tidak terlalu banyak atraksi di sepanjang sungai. Sesekali pemandu jahil memukul-mukul air sungai dengan dayung agar peserta basah kuyup terkena cipratan air, tetapi ya cuma itu saja, ga ada adegan pemandu menarik pelampung agar ada orang yang jatuh ke sungai atau sengaja membalikkan perahu agar lebih seru. Padahal aku menanti itu lho, hiks, baju yang aku pakai ya basah karena air gerimis, bukan karena kecemplung di sungai.
Selamat mencoba. Salam Petualang !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar