Minggu, 22 April 2012

Es Marem. Part I

Kuliner apalagi ya yang khas kota Semarang?
Es Marem !

Sebagai pendatang baru di kota ini, tentunya aku ingin mencicipi es yang satu ini, dan setelah mencari info dari sana-sini, browsing ini-itu, akhirnya aku tahu bahwa es marem yang paling tersohor adalah es marem di daerah pecinan Semarang, bahkan es marem yang satu itu katanya pernah diliput oleh beberapa stasiun televisi swasta di negeri ini. Wow, semakin penasaran tentunya..

Sore hari, berbekal keberanian yang secuil, aku meminta ijin ke bapak kos yang baik hati untuk meminjam sepedanya. Memang sepeda bapak kos paling yahud, selalu bisa aku andalkan. Dengan semangat juang yang tidak kalah dari para pejuang kemerdekaan RI, aku mengayuh sepeda menuju daerah pecinan Semarang. Sore itu diawali dengan sebuah kejadian memalukan, bapak kos yang rajin lagi menyiram halaman kos, karena memang sepatu bulukku sudah aus, ditambah air yang menggenang, ketika memulai mengayuh sepeda aku hampir tergelincir dan hampir jatuh menabrakk gerobak yang sedang nangkring di depan kos, malu, karena banyak cowok yang nongkrong di situ, aduh *tepok jidat.
Sudah lama tidak berolah raga, jarak antara kos dengan daerah pecinan Semarang terasa jauh banget, dan memang lagi pengiritan terakhir makan nasi 2 hari yang lalu, jadi maklum saja kalau agak letoy. 

Sesampainya di daerah pecinan jam 5.00 sore, ternyata yang jual es marem belum buka, dan daerah itu masih sepi pedagang. Mungkin aku kesorean, dan benar saja setelah sms teman, aku mendapatkan info kalau es marem yang tersohor itu buka mulai jam 6.00 sore. Karena tidak menemukan tempat untuk beristirahat dan dahaga sudah tidak tertahankan, dehidrasi, akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke kos melewati jalan Sriwijaya, karena di jalan Sriwijaya juga terdapat pedagang kaki lima yang menjajakkan es marem.

Ditemani rintik-rintik gerimis sore hari, akhirnya aku duduk juga di dalam sebuah tenda yang menjual es marem di daerah jalan Sriwijaya. Ketika membaca menunya, ada beberapa es yang dijual, antara lain, es kombinasi jeruk, es kombinasi santan, es teler spesial, es kolak spesial dan es jeruk selasih. Menurut beberapa review yang aku baca menyebutkan bahwa es kombinasi jeruk paling mantab, maka aku memesan 1 porsi es kombinasi jeruk.


Es kombinasi jeruk ternyata adalah perpaduan es jeruk yang diberi beberapa isi, seperti cao, kolang-kaling, tape, degan, yahun, kacang dan selasih, lalu diberi serutan es batu di atasnya, suegeerrr ! Emang bikin marem es ini. Apalagi minumnya setelah keringetan dan haus banget. Tetapi harus aku akui, keratif juga orang semarang, merubah es jeruk yang biasa menjadi tidak biasa dan specia. Harganya cukup terjangkau, hanya Rp 7.000,- saja kog, cukup terjangkau untuk anak kos.

Besoknya, ketika bersepedaan di daerah jalan MT Haryono dalam rangka mencari toko bahan roti, tanpa sengaja aku membelokkan sepeda ke arah barat menuju jalan Panjaitan, dan di sana aku bertemu dengan penjual es marem. Yak, es marem ini memang memiliki beberapa cabang di kota Semarang. Aku pun berhenti sebentar untuk menikmati es marem untuk kedua kalinya. Penasaran dengan es kombinasi santan.


Es kombinasi santan ini hampir sama dengan es kombinasi jeruk, bedanya kalau es kombinasi jeruk kuahnya adalah es jeruk, kalau es kombinasi santan kuahnya adalah santan, yaiyalah.. Dan ada sedikit tambahan sirup dan susu cokelat kental manis di atasnya. Jadi kalau ingin yang memberikan sensasi segar, belilah es kombinasi jeruk, kalau ingin yang sedikit mengenyangkan, beli saja es kombinasi santan. Tetapi kalau menurut selerah lidah gue, aku lebih suka es kombinasi jeruk, lebih mantab ! Marem !

Tetapi kalau membeli es marem di jalan Panjaitan ini sedikit hati-hati aja ya buat para cewek, mas-mas yang jual agak kegatelan. Hahahaha.. masa nomor hapeku mau diminta? doh. Yang paling bikin aku kaget adalah percakapan singkat antara aku dan mas-mas bakul es marem,
Mas marem : kerja dimana mbak?
Aku : ada deh.
Mas marem : kerja di roti ya?
Aku : eh, kog tahu?
Mas marem : tahu dong, mukanya mirip roti.

Gaya nggombal jaman sekarang, masa muka gue dibilang mirip rotiii?
Hahahaha.. :D Tetapi yang memang jitu sih tebakannya, kerjaanku di kantor kan memang bikin roti.. *salutt..

Es marem part II akan hadir kembali setelah aku mencicipi es marem di daerah pecinan Semarang.
Wait for my next story ya !

Tidak ada komentar: