Selasa, 14 Agustus 2012

Peacock Coffee

Sudah lama ngidam nongkrong di Peacock Coffee. Yang katanya tempat nongkrong wajib buat anak Semarang. Cafe ini berlokasi di Jalan S. Parman, Semarang. Di Jogja sendiri sebenarnya sudah ada Peacock Coffee, namun aku belum pernah kesana.

Satnite, jam 09.00 p.m. aku dan seorang partner in crime, meluncur menuju Peacock Coffee. Dari luar cafe ini terlihat menarik, dindingnya terbuat dari kaca sehingga kita bisa melihat situasi di dalam cafe, dan tentu saja dari dalam kita bisa melihat pemandangan luar, serta kursi-kursi kayu yang terlihat nyaman. Konsepnya sendiri ada indoor dan outdoor. Karena ramai banget, dan alhamdulillah kami menemukan sebuah meja bundar kecil dengan dua buah kursi kayu yang kosong di area indoor, maka kamipun menuju meja itu.

Segera setelah itu aku memesan Hot Carmelito Coffee dan sang partner memesan Hot Cappucino Coffee. Untuk minuman dipatok harga Rp 16.900,- dan camilannya Rp 10.000,-. Konsepnya tidak seperti di kebanyakan cafe-cafe yang biasanya kita didatangin sang waiters yang membawa buku menu. Kita harus menuju tempat pemesanan dan pembayaran makanan dan minuman yang berada di pojok cafe. Setelah memesan dan membayar, kita kembali ke meja, lalu menanti sang barista membuatkan pesanan kita, lalu memanggil kita sesuai minuman yang kita pesan. Jadi harus pasang telinga, kapan pesanan kita sudah selesai dibikinin :)

Sebenarnya Peacock Coffee ini cukup nyaman (kalau bukan satinite). Cafe ini dilengkapi hotspot, AC dan TV. Namun menurutku, yang membuat cafe ini menjadi tidak nyaman adalah, karena jarak antara satu meja dengan meja lain yang terlalu dekat, tidak sampai 1/2 meter. Jadi kalau pas satnite gini, banyak pengunjung, ramai bangeett. Sudah tidak ada yang namanya privacy lagi. Suasana menjadi riuh seperti di pasar, dan yang paling parah, kita bisa curi dengar obrolan meja sebelah gara-gara saking deketnya, atau bahkan obrolan kita yang dicuri dengar? eh. Parahnya lagi, kalau meja sebelah diisi oleh mbak-mbak (sok) gaul yang gaya bahasanya selangit sambil ngakak hihihihi.. sambil ngomongin pasangan plus gadget. Contohnya : "aduuhh, seharian BBM gue mati, pasti cowok gue khawatir bangett." atau "Bingung nih, mau beli i-phone atau i-pad, minta mami yang mana ya?" hedehh.

Mungkin karena disaat-saat tertentu aku menjadi makhluk pemuja hening, dan saat-saat di cafe, menurut aku idealnya ya homey, tenang, comfortable, dan ada sedikit privacy. Dan yang paling penting backsound musik harus lebih keras daripada celoteh para pengunjung.

Mungkin lain kali aku harus mengunjungi cafe ini pas hari kerja. Selamat ber-cafe dan coffee ria :)

Tidak ada komentar: