Tulisan ini aku buat
dalam rangka mengikuti lomba blog yang diselenggarakan oleh PT Sari Husada. Sebagai
salah satu perusahaan makanan di Indonesia yang peduli terhadap gizi anak-anak
bangsa dan kekayaan kuliner nusantara, Sari Husada melalui website
nutrisiuntukbangsa.org mengadakan lomba blog dengan tema “Kekayaan Gizi Daerah Pesisir”. Untuk aku yang
jarang nge-pantai dan lebih sering wisata gunung, tentu ini adalah tema yang cukup
sulit namun menantang, but I hope I
can be the one of 10 lucky people who
win the “Jelajah Gizi” event to explore Kepulauan Seribu cullinary.
Kuliner pesisir yang mau aku ceritakan
adalah si hijau lezat bergizi keripik rumput laut dari Gunung Kidul. Kalau berbicara tentang rumput
laut, tentu yang pertama terlintas di pikiran kita adalah rumput laut berbentuk
batang yang biasa kita jumpai ketika kita membeli es buah, atau rumput laut berbentuk
lembaran yang biasa digunakan sebagai salah satu bahan utama masakan Jepang. Maaf,
kalian salah. Penasaran??
Kabupaten Gunung Kidul memiliki
puluhan pantai cantik yang kini mulai menjadi primadona para penikmat
jalan-jalan. Beberapa bulan lalu, aku kembali
ke kota Jogja, aku kangen akan keindahan pantai pesisir Gunung Kidul. Rasa
kangenku akhirnya terobati, aku mengunjungi Pantai Indrayanti dan Pantai
Sepanjang. Hangatnya sinar matahari, air laut yang biru jernih, suara ombak
memecah karang, pasir putih menyusup di sela-sela jari kaki, angin sejuk yang
meyentuh kulit, dan.. mataku tertuju kepada beberapa ibu-ibu yang dari tadi
berlalu-lalang di pinggir pantai. Mereka mengenakan baju sederhana, caping bambu
pelindung kepala dan keranjang plastik yang digendong menggunakan kain jarik.
Ternyata, keranjang plastik itu berisi beberapa bungkus keripik rumput laut. Warnanya yang hijau segar membuat keripik rumput laut menarik untuk dicoba.
Tanpa pikir panjang, aku tertarik mendekati
ibu-ibu tersebut untuk berbincang-bincang dan membeli beberapa bungkus keripik
rumput laut yang mereka jual. Ternyata selain peyek jingking, peyek undur-undur
dan keripik udang, sekarang keripik rumput laut menjadi salah satu makanan laut terlaris
yang digemari oleh wisatawan. Harganya sangat terjangkau, dengan Rp 2.500,- saja, kita
sudah bisa menikmati renyahnya satu bungkus keripik rumput laut. Kata ibu-ibu
itu, keripik dibuat dari rumput laut ulva yang cukup melimpah di pantai Kukup. Ketika
pantai surut, biasanya akan terlihat hamparan hijau rumput laut yang menempel
pada karang, rumput laut itulah yang digunakan sebagai bahan dasar keripik
rumput laut. Mereka memanen rumput laut yang sudah tumbuh alami di bibir pantai
lalu mengolahnya menjadi keripik.
Sejarah
Pada awalnya, masyarakat sekitar pantai belum memanfaatkan
rumput laut ulva secara maksimal, mereka hanya menggunakan rumput laut ini
untuk pakan ikan atau memancing ikan saja. Beberapa tahun yang lalu, sekelompok
mahasiswa dari universitas terkemuka di Yogyakarta memperkenalkan potensi
rumput laut ulva kepada warga sekitar pantai, meneliti kandungan gizi, dan
mengajarkan cara mengolah rumput laut sehingga akhirnya kini keripik rumput
laut menjadi salah satu kuliner khas pantai Gunung Kidul.
Picture:
sekolahkampus.com
Kandungan gizi
Rumput laut ulva memiliki banyak kandungan gizi yang
berguna bagi tubuh manusia. Rumput laut ini mengandung karbohidrat, serat,
protein, vitamin dan mineral. Dengan mengonsumsi rumput laut ulva sangat baik
untuk kesehatan pencernaan, berkhasiat untuk mencegah kanker, mencegah
osteoporosis dan dapat digunakan sebagai obat cacing alami.
Picture:
kanigoro-network.blogspot.com
Proses
Pembuatan
Cara membuat keripik rumput laut sama saja dengan
keripik-kerpik lainnya, hanya bahan dasarnya saja yang berbeda. Pertama-tama, rumput
laut yang baru saja dipanen dan masih masih basah harus dikeringkan terlebih
dahulu di bawah sinar matahari. Proses pengeringan ini biasanya berlangsung
selama satu hari. Siapkan bahan-bahan kering seperti tepung, bawang putih,
merica dan penyedap rasa. Campur semua bahan kering dengan air. Setelah semua
bahan tercampur rata, masukkan rumput laut kering ke dalam adonan tepung lalu
diamkan selama beberapa saat agar bumbu meresap. Goreng rumput laut ke dalam
minyak goreng panas sampai matang dan tiriskan. Taburi keripik rumput laut
dengan bumbu bubuk. Kemas keripik rumput laut ke dalam kemasan plastik. Keripik
rumput laut yang renyah dan bergizi siap untuk dijual dan dinikmati. Cukup simpel
dan ga ribet kan proses pembuatannya.
Selain sebagai camilan, keripik rumput laut juga cocok
untuk lauk karena teksturnya yang kriuk kriuk! ketika dikunyah di dalam mulut,
renyah sekali. Kalau kalian penasaran dengan rasa keripik rumput laut, silahkan
saja berwisata ke daerah pantai Gunung Kidul, dengan mudahnya kita bisa
menjumpai para ibu-ibu pedagang yang manjajakan makanan ini. Kalau menurutku,
rasanya gurih, hampir mirip dengan keripik bayam, namun tidak pahit dan
ukurannya lebih kecil.
Jika kita mau
lebih mengoptimalkan pemanfaatan rumput laut ini, sebenarnya rumput laut ulva
tidak hanya bisa diolah menjadi keripik, kata ibu-ibu penjual keripik, kini
rumput laut ulva juga sudah mulai diolah menjadi berbagai olahan makanan lain,
seperti pecel, sambal, olahan sayur, dll. Tentu saja mereka mau mengolah rumput
laut ini karena bergizi dan tidak beracun jika dikonsumsi. Namun sayang, aku
tidak sempat menikmati makanan tersebut. Pemanfaatan rumput laut ulva ini tentunya sekarang
bisa memberikan tambahan kesejahteraan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar
pantai.
Selamat
mencoba, para petualang kuliner :D
1 komentar:
sekarang makin ngetop rumput laut bahkan di minimarket2 udah bnyak makanan olahan rumput lait hehe
Posting Komentar