Kamis, 01 September 2011

Perbincangan terakhir dan sebuah KOST baru

Bulan depan aku mulai pindah ke kost baru ! Sebelumnya, aku mau cerita kalau sejak 2 bulan yang lalu, aku dan 2 orang teman cewek, pindah ke Semarang dan kita bertiga tinggal satu atap, alias satu kost. Cari kost murah kayanya susah banget, sampai punya kepikiran buat keliling kota sambil bawa poster kayak gini:
Hahahahahaha

Jujur, sebenarnya dulu saat memutuskan untuk kita bertiga tinggal satu kos, aku agak berat menjalaninya, mungkin lebih tepatnya "setengah hati". Harus aku akui, kalau dari dulu aku bukan seseorang yang bisa dibilang mandiri. Berhubung aku anak bontot, dan yaa.. kakak cerewet minta ampyuun, yang selalu siap sedia mengurus aku, jadilah aku makhluk yang ga bisa berdiri sendiri. Dan dari lubuk hati paling dalam, aku ingin belajar mandiri. Tetaapi setelah menimang timbang ini itu, akunya yang terlalu pengecut mengambil keputusan untuk melepaskan diri dari teman-teman.
Akhirnya mulai minggu depan, insyaAllah aku akan menjalani kehidupan yang sedikit berbeda, memutuskan untuk pindah kost, dan berpisah dengan kedua temanku. Alhamdulillah.. :)

Aku tiba-tiba teringat percakapan terakhirku dengan seseorang, yang mungkin kita ditakdirkan untuk tidak bersama. Saat itu H-2 sebelum aku berangkat ke Semarang, 2 bulan lalu.

Aku: Ga suka 1 kost sama temen2, pengen misah sendiri.
Dia: Kenapa?
Aku: Hmm.. ga suka saja, aku pengen hidup sendiri, aku pengen hidup mandiri, aku ingin pergi ke suatu tempat baru, sendirian, dimana ga ada satu orangpun yang aku kenal, yang bisa aku andalkan, aku ingin bisa berdiri sendiri. Kenapa ya, aku malah keterima kerja di Semarang, bersama teman-teman, sesuatu yang ga aku duga sebelumnya, dan ga pernah aku inginkan.
Dia: Kenapa sih, kamu itu, sudah dikasih yang enak kog malah minta yang susah?
Aku: Aku pengen mandiri.
Dia: Kenapa sih,  ga bisakah hidupmu dibikin gampang, kenapa malah sukanya dibikin rumit?
Aku: Bukan gitu... aku pengen berjuang sendiri, kalau aku pindah ke tempat baru, tetapi di situ tetap ada orang-orang yang selalu bisa aku andalkan, sama saja bohong, ga ada bedanya sama di Jogja. Aku pengen, di saat aku mengalami kesulitan, aku belajar buat mengatasinya sendiri, kalau di sekitarku ada teman-teman yang bakal siap membantuku, sama saja.
Dia: Bukannya manusia hidup itu memang untuk saling tolong menolong?
Aku: Iya.. tetapi aku ingin bisa tetap berdiri, tanpa ada orang lain yang membantuku, aku ingin bisa.
Dia: Ya sudah toh, tinggal ga usah minta tolong, selesaikan masalahmu sendiri. Justru perjuanganmu akan lebih hebat, kalau kamu bisa tetap berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain, padahal di dekatmu ada godaan bantuan. Malah kamu justru juga akan belajar menahan diri, itu malah lebih baguus..
Aku: Iya.. tetapi kan mereka temanku, walaupun aku ga minta tolong ke mereka, tetapi mereka pasti akan langsung megulurkan tangannya tanpa aku minta. Ga bisa..
Dia: Memangnya kalau kamu ngekost sendirian tanpa mereka, kamu bakal hidup sendiri? Enggak kan? Di kost baru pun kamu bakal berkenalan dengan teman baru, sama saja, kamu akan tetap hidup dengan orang lain.. dengan "teman" baru..
Aku: Tetapi teman baruku belum tahu karakternya seperti apa..
Dia: Haha. Rumit banget.. !
Aku: Ahh..sudahlah, kamunya saja yang ga ngerti, udah lah, ganti topik.
.......

Dia: Sebenarnya manusia hidup itu untuk orang lain ya?
Aku: Maksudnya?
Dia: Yaa.. iya, Hidup itu untuk orang lain, menolong orang lain, saling memberi.. Trus kapan kita hidup untuk diri kita senidri?
Aku: Kamu salah, kita memang hidup untuk orang lain, tetapi orang lain juga hidup untuk kita. 50:50 !
Dia: Maksudnya?
Aku: Kita ini manusia utuh, kita berikan 50% untuk orang lain, memberi, menolong, 50% nya lagi kita hidup untuk memikirkan diri sendiri.. Di saat bersamaan, orang lain juga akan berlaku yang sama, memberikan 50% nya untuk kita, 50% untuk diri sendiri. Kita hidup untuk saling melengkapi, disaat kita kehilangan 50%, orang lain memberi kita 50%, kita akan menjadi lengkap, menjadi 100%, menjadi utuh kembali.. begitu juga sebaliknya untuk orang lain itu.. hidup memang untuk saling memberi, menolong, melengkapi.
Dia: Hm.. jadi intinya itu seimbang ya? dalam hidup, kita harus seimbang.
Aku: Betull.. dan yang paling penting, hidup dengan orang yang sejalan, yang memiliki satu tujuan yang sama.
Dia: :)

Dan pada akhirnya, kita memang tidak satu tujuan.
Semuanya lepas..
Kita hidup dengan pikiran liar kita masing-masing..
Aku dengan pikiran dan cita-citaku, kamu dengan pikiran dan cita-citamu..
Aku dengan hidupku, kamu dengan hidupmu..

Kita, dua buah otak yang tidak bisa saling memahami. Sebenarnya, dalam percakapan itu, pikiranku tidak serumit apa yang kamu pikirkan, cuma simple: aku ingin ngekost sendiri dan hidup mandiri. That's simple. Isn't it? Selamat menjalani hidup masing-masing, semoga kelak kita menemukan seseorang yang memang satu tujuan.
Bye..
Sejak saat itu, berakhirnya perbincangan itu.. aku ga pernah bertemu dengannya lagi.
OK, let's see, my life in the next several months or years at my new kost.
Will I move to another kost, again?
Hha. Yang jelas, sepertinya aku masih akan tetap menyantap Energen dan Indomie!

Tidak ada komentar: